Jumat, 06 Juli 2012

info 3G kompetitor

Seleksi 3G, Apa Ada 'Anak Emas,

Persaingan untuk memperebutkan kanal (blok) tambahan 3G kian 'panas'. Di luaran, suara-suara
yang mendukung suatu operator untuk menang kian
nyaring terdengar.Suara dukungan tersebut memang menyiratkan ada 'anak emas' dalam seleksi yang sejatinya dilakukan dalam beauty contest untuk memperebutkan dua kanal tersisa di frekuensi 2,1 GHz tersebut.Menurut Hasnul Suhaimi, Presiden Direktur XL Axiata, tidakmasalah jika nantinya seleksi 3G ini akan memunculkansuatu operator yang diprioritaskan untuk mendapatkan kanal tambahan.
Asalkan yang dilihat dari sisi pembangunan infrastruktur,
jumlah pelanggan, dan pemenuhan lisensi modern.
"Jangan melihat perusahaannya. Kalau dilihat jumlah
pelanggan itu adil. Karena kita semua tujuannya melayani
masyarakat," tukasnya saat ditemui di Stasiun Gambir,
Jumat (6/7/2012).
Pengamat dari Indonesian ICT Institute, Heru Sutadi
menambahkan, untuk alasan 'asal perusahaan' memang tak
bisa diterima. Sebab sesuai UU sudah membuka sektor
telekomunikasi ke arah kompetisi, sehingga pemerintah/
regulator harus berdiri di atas semua kepentingan,
nondiskriminasi, dan semua keputusan/kebijakan harus
transparan.
"Artinya, tidak boleh ada pilih kasih, antara BUMN dengan
non BUMN," imbuh mantan anggota Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia itu kepada detikINET.
"Sementara terkait jumlah pengguna, saya melihat yang
perlu dikedepankan, jika beauty contest dipilih, parameter
penilaian harus transparan disampaikan pada publik,
terutama yang akan ikut tender," lanjutnya.
Pasalnya, alokasi frekuensi kini juga menjadi bagian dari
kompetisi, baiknya memang salah satu parameter adalah
mengenai rasio frekuensi 3G yang dimiliki dengan jumlah
pengguna mobile broadband, serta bagaimana evaluasi
kinerja operasi dan komitmen pembangunan 5 tahun
pertama sejak 2006 sampai 2011.
"Karena komitmen ini sudah sering tertunda atau tidak
tercapai, saya khawatir frekuensi hanya akan dipakai
menghalangi operator yang sudah krisis frekuensi untuk
menambah bandwidth, sehingga pengguna akan pindah ke
operator yang masih lengang," Heru menambahkan.
"Perlu dilihat parameternya, kan selain kebutuhan frekuensi
juga komitmen pembangunan 5 tahun pertama. Yang
menentukan tentu panitia tender, yang diharapkan juga
tanda tangan pakta integritas dulu, agar tidak ada tudingan
panitia dipengaruhi operator," tegasnya.
Intinya, tandas Heru, pengalokasian blok tambahan ketiga
3G harus adil, transparan, parameter yang dapat
dipertanggungjawabkan dan tentunya panitia harus tidak
berada di salah satu kutub kepentingan alias berintegritas.
Di sisi lain, Kepala Humas dan Pusat Kementerian Kominfo
Gatot Dewabroto menegaskan bahwa tidak akan ada
prioritas dalam seleksi beauty contest 3G nanti.
"Kalau sudah ada skenario prioritas buat apa harus
dikonteskan. Bahwasanya selama ini sering ada beberapa
nama operator yang diisukan dapat prioritas ya sah-sah
saja. Namanya juga kemungkinan dan isu," kelak Gatot.
Persyaratan dan tata cara beauty contest untuk kanal 11
dan 12 yang kosong saat ini sedang difinalisasi oleh tim
khusus di Kementerian Kominfo.
"Intinya tidak ada prioritas. Ya kalau ada prioritas, sudah
dulu-dulu selesai," pungkasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar