Kamis, 05 Juli 2012

Mengetahui PACAR BERBOHONG

Mengetahui Pacar Yang Bohong
Hai zob apakah pernah kalian tau kalau
diantara pacar-pacar kalian berbicara bohong saat berbicara
dengan kalian? tapi kalian tidak tahu nah untuk
mengetahuinya Makotapi memberikan beberapa cara atau
tips dikarenakan salah satu sarana ampuh
mempertahankan hubungan cinta adalah menjalin
komunikasi yang lancar, komunikasi yang jujur.
Masalahnya, mengapa orang takut berkata jujur?
Orang berbohong karena orang merasa tidak nyaman jika
mengatakan kebenaran. Jika berbohong, kata Dr
Jackie Black dalam bukunya berjudul Meeting Your Match:
Cracking The Code to Successful Relationship,
laki-laki akan menjadi tidak setegas biasanya. Jika
menghadapi pertanyaan langsung, laki-laki akan mengelak
atau menjawab “tidak tahu”. Untuk mengetahui apakah
pasangan Anda berbohong atau tidak, Anda tidak
perlu mesin poligraf. Anda hanya cukup memperhatikan
gerak-geriknya.
Menyentuh hidung
Salah satu gelagat paling kelihatan ketika orang berbohong
adalah sering menyentuh hidungnya. Gatal?
Mungkin ya. Tapi mungkin juga tidak jika dihadapkan pada
konteks pembicaraan serius. Sekalipun
menyentuh hidung tidak bisa dibilang secara tegas dan pasti
bahwa itu adalah bahasa kebohongan, gerakan
menyentuh hidung secara tak sadar itu bisa menjadi indikasi
langsung bahwa orang tak siap berkata apa
adanya. Pada titik ini Anda bisa belajar dari pengalaman dan
kebiasaan orang yang berkata tidak benar dan
jujur. Saat itu, tanpa sadar dan tanpa sengaja, mereka akan
menyentuh hidungnya.
Gaya bicara
Orang yang tidak berbohong biasanya langsung menjawab
pertanyaan Anda. Anda tanya itu, dia akan jawab
itu. Sederhana saja. Tapi perhatikan perubahan gaya
bicaranya. Jika dia berbohong, gaya bicaranya akan
berubah. Yang dulunya sederhana, kini berubah rumit.
Kompleks. Kalimatnya menjadi sangat panjang,
bertele-tele, sering tak menyentuh isi dan tak menjawab
pertanyaan. Bisa jadi diksinya dipaksa rumit dan
terkesan “wah”, intelektual dan berisi. Padahal logikanya
sering kusut. Tak nyambung. Antara satu hal dan
hal lain tak saling berkaitan. Semacam ada lompatan yang
patah. Sekalipun poin ini pun tak bisa dipersiskan
sebagai tanda bahwa orang pasti berbohong, kejelian tetap
saja dibutuhkan untuk memegang ekor
kesalahan logika (berpikir maupun berbahasa).
Kelakuan yang berbeda dari biasanya
Tanda lain yang bisa Anda pegang dari orang yang tak
berkata jujur adalah kelakuan yang berbeda. Lain dari
biasanya. Anda harus ingat bahwa kelakuan atau tindakan
berhubungan dengan pikirannya. Kalau dia tak
ingin Anda tahu apa yang terjadi sebenarnya, gerakannya
pasti mendukung. Ada beberapa gerakan atau
kelakuan yang bisa Anda perhatikan, antara lain, menggosok
leher atau mata, menutupi mulut ketika
berbicara, menggaruk-garuk kepala atau memegang telinga,
dan menggerakkan leher tapi tak sesuai dengan
kalimatnya sendiri. Menggosok mata, misalnya. Dalam ilmu
psikologi, gerakan itu bisa menjadi representasi
dari penolakannya, bentuk pengalihan emosinya. Demikian
pun menutup mulut. Apalagi setelah berbicara,
orang itu cepat-cepat menutup mulut dan sedikit kaget. Itu
satu tanda yang jelas. Atau juga menggaruk-
garukan kepala. Coba Anda perhatikan baik-baik
kelakuannya. Kalau dia berkata jujur dan benar, dia tak
perlu menggarukkan kepalanya. Menggaruk kepala punya
hubungan erat dengan mekanisme perlindungan
diri. Semacam tindakan untuk mengalihkan perhatian dan
pembicaraan orang lain. Demikian juga dengan
gerakan menggosok leher. Gerakan itu bisa merupakan
bentuk pengalihan emosinya.
Jeda dan kesalahan bicara
Ini terjadi disebabkan ketidaksiapan berbohong. Orang yang
tidak siap berbohong akan gelagapan, gagap
atau terbata-bata dalam mengantisipasi pernyataan atau
konfirmasi, bahkan salah menjawab atau
berbicara. Jeda yang terlalu panjang dalam pembicaraan pun
bisa menjadi indikator. Itu artinya orang itu
berpikir panjang bagaimana mesti mengatakan sesuatu.
Meskipun elemen ini juga tidak bisa dijadikan
patokan pasti, elemen ini tetap saja perlu diperhatikan dalam
dialog atau upaya menyingkap kebenaran.
Untuk itu, Anda tetap harus mengetahui perilaku dasar orang
itu, mempelajari pola bicara, bahasa tubuh
dan ekspresi wajah. Cermati kapan perubahannya. Karena
itu, sebisa mungkin hindari komunikasi via SMS,
telepon atau email. Tanpa berhadapan langsung, Anda akan
sulit mengamati perubahan yang terjadi. Itu
berarti Anda juga akan sulit tahu apakah dia berbohong atau
tidak.
Bertolak belakang
Seseorang yang suka berkata tak jujur kemungkinan besar
sangat benci yang namanya detail atau rincian.
Orang itu lebih suka berbicara hal-hal umum. Mengapa?
Karena hal-hal yang detail akan menyulitkannya
untuk mengatakan maksudnya. Mengatakan secara detail
sama dengan membongkar kebohongannya. Dan
itu biasanya dihindari. Kalau pun dia mencoba bermain
dengan hal-hal yang rinci, pasti ada yang tak
nyambung. Karena itu, kalau Anda ingin tahu apakah dia
berbohong atau tidak, ajak dia bermain dengan
hal-hal kecil dan rinci. Kalau dia mulai sulit dan tak bisa runut
dengan jelas, kemungkinan besar dia sudah
membohongi Anda. Apalagi kalau dia marah ketika Anda
menyoal hal-hal itu. Atau dia menghindar. Itu
indikator yang jelas.
Rona wajah
Kalau Anda berbicara dengan seseorang, perhatikan rona
wajahnya. Kalau rona wajahnya tidak berubah
seperti sebelumnya, Anda masih bisa percaya pada orang
itu. Tapi ketika Anda menyentil sesuatu dan rona
wajahnya tiba-tiba berubah, sekalipun dia mangatakan
“tidak”, dia sedang menyembunyikan sesuatu. Atau
juga dia kaget dan kemudian takut kalau-kalau Anda
mengetahui maksudnya. Jika sudah demikian, Anda
akan dengan mudah memancingnya untuk mengatakan yang
sebenarnya. Pandanglah matanya dan
perhatikan rona wajahnya. Ingat, pembohong yang hebat
pun pasti tak mampu mengendalikan gerak
spontan otot-otot wajah bagian atas. Otot wajah bagian atas
itu bereaksi sangat cepat sesuai dengan
emosi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar