Jumat, 06 Juli 2012

Peter Higgs, Atheis Pencetus "Partikel Tuhan" Higgs risih dengan sebutan "partikel Tuhan."

Peter Higgs mengira momentum terbesar
dalam hidupnya terjadi pada 48 tahun lalu. Ketika itu dia
menemukan teori partikel subatomik (boson) yang mengisi
atau melengkapi massa hingga terbentuk menjadi materi.
Partikel hipotesis itu pun memiliki nama yang diambil dari
namanya, Higgs boson.
Sebagai sebuah hipotesa, Higgs boson merupakan sebuah
kepingan puzzle penting di bidang fisika. Sebab, boson ini
bisa menyempurnakan teori alam semesta yang
diperkenalkan Albert Einstein. Higgs boson diangap sebagai
perantara yang memungkinkan terbentuknya bintang,
planet, juga kehidupan. Caranya adalah dengan memberi
massa untuk sejumlah partikel dasar, ini pula yang
menyebabkan partikel ini disebut "partikel Tuhan".
Peter Higgs tidak pernah menyangka bahwa akan ada
ilmuwan yang berusaha membuktikan teorinya itu. Karena
itu Higgs menangis saat ilmuwan dari Organisasi Eropa
untuk Penelitian Nuklir (CERN) mengumumkan telah
menemukan partikel yang serupa dengan Higgs boson.
Profesor yang telah pensiun dari Universitas Edinburgh ini
meneteskan air mata, sebab dia masih diberi kesempatan
hidup untuk menyaksikan teorinya berhasil dibuktikan.
"Saya tidak pernah memimpikan ini selama 48 tahun, sebab
banyak hal yang harus saya lakukan dalam hidup. Tapi
awalnya, saya tidak menyangka bahwa saya masih hidup
saat ini terjadi," kata Peter Higgs, seperti dikutip dari
Reuters.
"Ini merupakan hal yang paling menakjubkan yang terjadi
sepanjang hidup saya," tutur ilmuwan yang dikenal pemalu
ini.
Sebagai sebuah penghormatan, standing ovation ditujukan
kepada Peter Higgs saat baru memasuki sebuah auditorium
di Jenewa, Swiss, saat CERN mengumumkan temuannya.
Tidak pernah ada yang menyangka bahwa teori Higgs
tersebut pernah ditolak oleh sebuah jurnal ilmiah bernama
"Physics Letters".
"Ketika itu dia (Higgs) hanya berpikir, 'Sudahlah, mereka
tidak memahami itu'," ucap ilmuwan yang menjadi kolega
Peter Higgs, Alan Walker.
Alan Walker juga mengungkap bahwa Higgs yang mengaku
atheis ini merasa risih saat Higgs boson disebut sebagai
"partikel Tuhan". "Dia lebih senang jika itu hanya dinamakan
Higgs boson," ujar Walker.
Mengutip laman Daily Mail, Higgs sendiri menemukan
konsep Higgs boson saat sedang berjalan-jalan di
Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur
Dataran Tinggi Skotlandia. Higgs kemudian mengajukan
proposal mengenai partikel yang mengisi massa melalui
interaksinya dengan kehadiran 'medan lain' yang tersebar di
jagat raya. Semakin berinteraksi, maka boson itu akan
semakin masif dan menjadi berisi dan semakin berat.
Higgs kemudian menulis temuan itu di dua jurnal. Meski
satu ditolak di "Physics Letter", tapi teori yang ditulis pria
kelahiran Newcastle di tahun 1929 itu kemudian dimuat di
jurnal ilmiah bergengsi yang lain, "Physical Review Letters".
Sebagai ilmuwan, Higgs meraih gelar PhD-nya dari King's
College. Dia juga meraih sejumlah gelar kehormatan dan
menerima sejumlah penghargaan. Gelar itu antara lain dari
Royal Society, the Institute of Physics, the European Physical
Society, dan American Physical Society.
Ilmuwan fisika terkemuka Stephen Hawking malah menyebut
Peter Higgs layak meraih Nobel di bidang Fisika. Meski
awalnya Hawking tidak percaya adanya "partikel Tuhan", tapi
kini Hawking menganggap penemuan partikel serupa Higgs
boson itu sebagai temuan penting di bidang fisika.
Meski begitu, Higgs tetap dikenal sebagai sosok yang
sederhana. Higgs selalu dikenal rekan-rekannya sebagai
sosok yang mengaku gemetar saat mendengar atau
membaca nama Higgs boson. Apalagi, temuan partikel yang
diambil dari namanya itu kini dianggap sebagai temuan
terbesar manusia.
"Bagi ahli fisika, ini setara dengan saat Columbus
menemukan Amerika," ucap Profesor Themis Bowcock,
ilmuwan dari Universitas Liverpool, yang juga pernah bekerja
sebagai pencari Higgs boson di laboratorium Large Hadron
Collider (LHC) milik CERN.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar